Kamis, 01 Oktober 2020

JENIS-JENIS BAHAN UNTUK JAKET, JUMPER (HOODIE), SWEATER

 Sebelum membahas jenis bahan untuk jaket, hoodie, atau sweater sebaiknya kita perlu mengenal jenis bahan kaos lebih dahulu. Sebab, bahan untuk jaket tidak jauh berbeda dari bahan kaos. Berikut merupakan bahan yang biasa digunakan untuk jaket, hoodie, dan sweater.


Fleece

21373083_330922117352747_2446637152482623488_n
Basic hoodie MRDY

Kain fleece merupakan kain yang paling populer untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan jaket. Hal ini dikarenakan kain fleece memiliki karakteristik lembut, hangat, dan sedikit berbulu. Bulu ini didapatkan dari salah satu proses dalam pembuatannya yang dinamakan proses garuk. Kain fleece lebih tebal dan hangat dibandingkan dengan kain terry. Kain fleece juga dikenal dengan sebutan imitasi wool.

Kain fleece ada 2 macam:

- Cotton Fleece

Cotton fleece mungkin terasa lebih kasar dari pada poliester pada awalnya, tapi akan menjadi lebih lembut umur bertambahnya usia. Pada bagian dalamnya berupa fleece atau bulu halus seperti kapas atau wool. Bahan ini tidak menahan panas, tapi memiliki sirkulasi udara yang baik dan lebih serbaguna untuk cuaca atau udara yang hangat. Cotton fleece memiliki sifat dasar dari cotton atau kapas, yakni menyerap air atau keringat, sehingga bahan ini lebih sulit kering saat dijemur dan kurang nyaman untuk digunakan dalam kondisi lembab.

- Polyester Fleece

Polyester fleece terasa lebih lembut dari cotton fleece saat masih baru, namun lama-kelamaan akan terasa lebih kasar. Sama seperti cotton fleece, bagian dalamnya berupa fleece atau bulu halus seperti kapas atau wool. Polyester fleece mempertahankan panas lebih baik dari pada cotton fleece, tapi sirkulasi udara pada bahan ini cukup sulit, yang berarti akan menjebak kelembaban dan keringat sehingga bahan ini cocok dikenakan saat udara dingin seperti di ruangan ber-ac dan daerah dingin. Sebagai serat yang berbahan polimer/plastik, bahan ini menjadi mudah terbakar seperti bahan sintesis lainnya. Selain itu, makanan berminyak, keringat, dll akan mudah menodai poliester, biasanya secara permanen. Namun, bahan ini lebih awet dan tahan lama dibandingkan cotton fleece, tidak mudah kusut serta lebih cepat kering saat dijemur.

Baby Terry

Baby terry merupakan kain katun yang terbuat dari serat kapas dan memiliki keistimewaan tersendiri, jika dibandingkan bahan lainnya. Memiliki tekstur yang sangat lembut dan nyaman dipakai merupakan keistimewaan dari kain ini. Keistimewaan lainnya adalah tidak membuat kulit teriritasi. Kain jenis ini sangat cocok untuk konsumen dengan kulit sensitif.
  1. Karakteristiknya kurang lebih sama dengan fleece.
  2. Lebih tebal dan lebih halus.
  3. Bagian dalamnya lembut seperti selimut.
  4. Biasa digunakan untuk membuat jumper / sweater.


Drill

Kain drill merupakan kain yang terkomposisi dari 2 bahan, yaitu tetoron dan rayon. perbandingannya adalah 65% tetoron dan 35% rayon. Biasanya ada yang mencampur dengan polyester agar warna terlihat lebih mengkilap. Permukaan kain berserat garis-garis miring (drill). Karakteristik kain drill yaitu :

  1. serat berbentuk diagonal.
  2. tidak mudah sobek.
  3. kuat dan awet.
  4. beberapa merk cukup nyaman dan tidak panas.
  5. jika dicampur dengan bahan ester, kain menjadi sangat panas dan mudah berbulu.


Di pasaran terdapat three jenis kain drill, yaitu twill drill (serat kecil), american drill (serat sedang), dan japan drill (serat besar). Bahan drill dengan kualitas terbaik di pasaran saat ini yaitu japan drill. Hal ini dikarenakan komposisi japan drill lebih banyak cotton diabndingkan polyester, sehingga lebih nyaman dipakai.


Kanvas

Kain kanvas pada awalnya digunakan untuk media lukis. Akan tetapi lama kelamaan mulai digunkan sebagai bahan pembuatan tas, sepatu, jaket, terpal, tenda, dan lain sebagainya. Kain kanvas merupakan kain buatan pabrik yang berserat tebal dan sangat kuat. 
karakteristik kain kanvas yaitu :
  1. serat kain tebal dan sangat kuat, kasar, bertekstur serat yang lebih jelas terlihat.
  2. biasanya digunakan sebagai media lukis. tapi sekarang sudah mulai digunakan sebagai bahan pembuatan jaket dan jenis pakaian lainnya.
  3. karena bentuknya yang tebal, kasar, dan bertekstur, menjadikan kain kanvas terlihat seperti denim. 
  4. cocok digunakan untuk desain jaket anak muda.
  5. tahan lama.

Mikro

Kain mikro merupakan kain yang memiliki tekstur dengan serat sangat kecil dan permukaannya licin. Karakteristiknya seperti bahan parasut namun lebih tipis. Biasanya digunakan sebagai bahan jaket olah raga, jaket perusahaan, dan harrington. 
Karakteristik kain mikro yaitu :
  1. pada bagian luar tipis seperti bahan parasut.
  2. terbuat dari serat mikro.
  3. pada bagian dalam biasanya diberi lapisan berupa jala, hyget, atau dri-match. 
  4. biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan jaket olah raga.
  5. bahan jenis ini juga kuat untuk menahan angin dan tidak dingin, sehingga biasanya dipakai sebagai bahan pembuatan jaket visiting. 

Diadora

Dinamakan diadora karena karakteristiknya mirip dengan bahan kain yang digunakan perusahaan sport diadora. Bahan jenis ini ringan dan sejuk. 
Karakteristik kain jenis ini adalah :
  1. sedikit mengkilap.
  2. dapat memantulkan cahaya jika terkena sinar matahari.
  3. permukaannya halus.
  4. seratnya memiliki kerapatan yang tinggi.
  5. bagian dalam kain berbulu lembut.
  6. seratnya yang rapat dan lumayan tebal membuat kain ini terasa hangat ketika dipakai.
  7. bahan lentur dan bersifat jatuh. 

Bahan jenis ini sering digunakan sebagai bahan pembuatan jaket recreation atau jaket untuk aktifitas luar ruangan. 

Jenis / Model dan macam-macam Kaos

 Terdapat berbagai macam model kaos yang selama ini dikenal, diantaranya:


Kaos Oblong, Kaos Raglan dan Kaos Kerah/Wangky (Polo Shirt).

Berdasarkan model lubang leher, kaos juga dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: crew-Neck, V-Neck, U-Neck, Y-Neck dan Turtleneck.

Secara garis besar macam-macam dan jenis-jenis kaos bisa digambarkan melalui diagram di bawah ini:
macam-macam-jenis-kaos

Artikel dibawah adalah penjelasan tentang jenis-jenis model kaos, untuk melihat contoh kaos hasil produksi dapat dilihat disini tautan ini.

Jenis paling populer dan umum adalah jenis kaos oblong dengan lubang leher O-Neck sedangkan khusus untuk pangsa pasar kaos Indonesia kaos yang paling jarang adalah jenis Turtleneck.

Namun tak sedikit juga masyarakat yang menyukai jenis-jenis kaos tertentu. Lalu apa yang dimaksud dengan O-Neck, V-Neck, U-Neck, Y-Neck dan Turtleneck itu dan bagaimana contoh kaos nya?

Berikut kami deskripsikan secara singkat tentang macam-macam jenis T-Shirt:

1. Kaos Oblong (T-Shirt)

T-Shirt pada awalnya hanya merupakan pakaian dalam yang digunakan oleh militer Inggris dan Amerika pada awal abad ke-19.

Pada awal kaos oblong ini hanya digunakan ketika udara panas atau latihan-latihan (Training) militer. Karena digunakan untuk latihan (Training) dan bentuknya yang menyerupai huruf “T” maka pakaian ini lebih dikenal dengan nama “T-Shirt”.

1.a. T-Shirt O-Neck/ crew Neck

Hampir semua orang, baik itu cowo-cewe atau tua-muda, memiliki kaos jenis ini.

Kaos dengan lubang leher O-Neck memang jenis kaos yang standar. Disebut O-Neck karena bentuk lubang lehernya yang menyerupai huruf “O”.

o-neck

1.b. T-Shirt V-Neck

Kaos jenis ini disebut Kaos V-Neck karena Lubang lehernya menyerupai hiruf “V”.

Bentuk V ini terbentuk dari dua garis ribs yang bertemu di sekitar dada atas. Sudut pertemuan kedua ujung ribs itu bervariasi tergantung selera designer yang tentunya mengikuti permintaan pasar.

v-neck

1.c. T-Shirt U-Neck

Lubang leher Kaos U-Neck bisa dikatakan perpaduan antara O-Neck dan V-Neck.

u-neck

Lubang leher seperti ini tidak bisa dikatakan sebagai O-Neck karena tidak bulat dan juga buka V-Neck karena tidak ada sudut yang membentuk huruf V.

1.d. T-Shirt Y-Neck

Kaos dengan lubang leher Kaos Y-Neck mirip dengan kaos V-Neck, namun ditambah belahan kebawah sampai dada dengan dilengkapi kancing seperti pada kaos kerah/wangky (polo shirt).

Jumlah kancingnya bisa disesuaikan selera yang diinginkan.

y-neck

1.e. T-Shirt Turtleneck

Kaos leher kura-kura. Kaos jenis ini diberi nama kura-kura karena memang lubang lehernya yang panjang menyerupai leher kura-kura.

Pada dasarnya kaos turtleneck sama dengan kaos O-Neck, yang membedakan diantara keduanya adalah panjang dari ribs (bahan pinggiran lubang leher). Kaos Turtleneck mempunyai ribs yang lebih panjang.

kaos turtleneck

2. Kaos Raglan

Kaos Raglan memiliki pola yang berbeda dengan pola kaos konvensional (oblong) terutama pada sambungan tangan.

Jika Kaos Konvensional sambungan tangannya tegak lurus/diagonal dari ketiak ke pundak luar, maka jenis kaos raglan memiliki sambungan miring dari ketiak langsung ke lubang leher sehingga memiliki pola tangan yang lebih besar dari kaos konvensional.

Pada kaos raglan biasanya warna badan berbeda dengan warna lengan.
kaos-raglan

Pemberian nama dari model raglan tidak berbeda dengan pemberian nama pada kaos oblong konvensional, yaitu diambil dari bentuk lubang leher.

2.a. Kaos Raglan O-Neck

raglan o-neck

2.b. Kaos Raglan V-Neck

raglan-vneck

3. Kaos Kerah/Wangky (Polo Shirt)

Kaos Kerah / Wangky (Polo Shirt) adalah kaos yang memiliki kerah dibagian lubang lehernya.

Kaos Jenis ini biasa menggunakan kain jenis lacoste namun tetap bisa menggunakan bahan kaos yang lain.

polo-wangky

Setelah mengetahui jenis-jenis model kaos, hal yang tak kalah penting untuk kita ketahui adalah bahan kain yang akan kita gunakan untuk membuat kaos.

Bahan kain untuk membuat kaos yaitu Katun Kombet (cotton Combed), Katun Kardet (Cotton Carded), Tri-Blends, Cotton Slub, Cotton Bambu dan lain-lain.

Lacoste biasa digunakan untuk membuat Kaos Kerah/Wangky, sedangkan bahan kain yang lainnya bisa digunakan untuk kaos jenis apapun.

Masih banyak lagi jenis kaos yang ada dipasaran, namun pada umumnya jenis kaos diatas paling populer dan cukup laris penjualannya.

Rabu, 30 September 2020

Jenis-Jenis Teknik Sablon dan Perbedaannya

 Dalam perkembangannya, sablon tak hanya sebatas menembuskan tinta melalui silk screen. Rasa haus para crafter akan inovasi membuat teknik sablon berkembang menjadi beberapa jenis.

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai jenis-jenis sablon, ada baiknya kita samakan dulu persepsi kita tentang sablon pada bahasan kita kali ini. Pada artikel “Pemahaman Fundamental Teknik Cetak Sablon” disebutkan bahwa sablon adalah menembuskan tinta lewat silk screen apapun medianya.

Pada artikel ini yang disebut sablon adalah mendekorasi apparel dengan tinta atau bahan lain selain benang. Pembedaan istilah ini sengaja kami lakukan karena pemahaman kebanyakan orang tentang sablon masih seperti hal yang baru saja disebutkan di atas.

Selain itu kami juga terlalu malas untuk menyebut sablon sebagai ‘dekorasi apparel selain bordir’. Terlalu panjang kan? Yuk, sebelum kita beralih profesi jadi ahli etimologis bahasa kita langsung membahas jenis-jenis teknik sablon ini.




Eksplorasi Kreativitas

Kita tentu bertanya mengapa sablon terdiri dari bermacam-macam jenis. Well, namanya juga manusia pasti tak akan pernah puas dengan teknik yang begitu-begitu saja. Rasa ketidakpuasan inilah yang disebut dengan inovasi.

Inovasi ini timbul karena kebutuhan orang-orang akan sablon baik itu dari segi kualitas maupun kuantitas semakin berkembang. Semula mereka cukup puas dengan sablon dengan bentuk dan warna yang simpel, jumlah minimal yang cukup besar, serta waktu produksi yang lama.

Sekarang, mereka ingin mendobrak batasan tersebut untuk mengeksplorasi kreativitas mereka. Inilah mengapa sablon berkembang dan akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.

Sablon Press

Mari kita kembali lagi jadi ahli bahasa untuk menghindari ambigu dengan sablon polyflex yang sering disebut sablon press karena harus menggunakan mesin heat press. Kata ‘press’ di sini berfungsi untuk menggantikan kata ‘gesut’.

Inti dari proses sablon ini adalah memberi tekanan pada tinta di atas screen. Proses memberi tekanan atau gesut ini dimaksudkan untuk mendorong tinta agar menembus screen dan menempel dan terserap di kain.

Teknik ini adalah teknik tua yang dipakai dalam proses sablon. Teknik ini dibagi lagi menjadi dua kategori yaitu sablon manual dan otomatis.

Sablon Manual

Teknik ini adalah teknik leluhur yang dipakai pada awal teknik cetak sablon ditemukan. Segala proses dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Ya tentu saja dengan menggunakan bantuan alat dan cairan kimia tertentu.

Teknik ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar dalam produksi. Belum lagi tekanan pada saat menggesut tinta bisa berbeda-beda pada setiap gesutan. Hal ini dapat menyebabkan ketebalan tinta yang menempel pada kain menjadi berbeda. Oleh karena itu, kualitas yang dihasilkan oleh teknik sablon ini sangat tergantung pada keahlian sang tukang gesut.

Tapi di samping itu, sablon manual juga memiliki beberapa keunggulan. Yang pertama adalah harganya yang murah. Inilah faktor utama yang menyebabkan jenis teknik sablon ini masih bertahan hingga sekarang.

Yang kedua, di tangan seorang crafter yang ahli, gambar yang dicetak dengan teknik sablon ini bisa lebih awet. Hal ini disebabkan karena dalam setiap proses gesut para crafter yang ahli ini sekaligus melakukan quality control pada setiap ‘karyanya’.



Sablon Otomatis

Proses teknik sablon ini secara garis besar hampir sama dengan teknik sablon manual. Perbedaannya hanya terletak pada tangan yang mengerjakannya saja. Pada teknik sablon ini tenaga manusia dalam proses gesut digantikan dengan mesin.

Dengan teknik ini, kita dapat mengatur tekanan dan volume tinta yang tertuang di atas screen dengan mesin yang disebut automatic press ini. Warna dan kualitas sablon yang dihasilkan lebih presisi bila dibandingkan dengan teknik sablon manual.

Karena dikerjakan dengan mesin, kecepatan produksi automatic press jauh mengungguli tangan manusia. Apalagi jika desain gambar yang akan disablon terdiri dari banyak warna, teknik sablon ini lebih bisa diandalkan.

Permasalahaan teknik sablon ini terletak pada harga mesin yang mahal. Tidak semua rumah produksi apparel mampu untuk membeli mesin ini. Biasanya mesin ini hanya dimiliki oleh pabrik konveksi besar.

Sablon Digital

Teknik sablon digital ini tidak menggunakan screen sama sekali. Fungsi screen digantikan oleh mesin printer ata cutter. Para tukang sablon yang menggunakan teknik ini pada dasarnya lebih sering duduk di depan komputer daripada berhadapan dengan tinta ataupun alat sablon.

Sablon digital ini sendiri masih bisa dibagi dalam beberapa kategori. Sampai saat artikel ini ditulis, ada tiga jenis sablon digital yang umum digunakan dan mungkin akan bertambah seiring berjalannya waktu.

Sablon Polyflex

Pada prinsipnya, teknik sablon polyflex adalah sticker yang ditempelkan pada kain. Sablon polyflex menggunakan bahan sejenis vinyl. Vinyl inilah yang kemudian dipotong-potong dengan mesin cutter. Proses ini hampir sama dengan proses cutting sticker yang menempel pada mobil atau sepeda motor.

Potongan vynil ini kemudian ditempelkan pada transfer paper. Setelah tertempel pada transfer paper, proses selanjutnya adalah menempelkan transfer tersebut pada kain dan memanasinya dengan heat press. Setelah dipanasi, transfer paper dicabut secara perlahan. Vinyl yang semula tertempel pada transfer paper kini menempel erat pada kain.

Teknik sablon ini sering digunakan pada jersey sepak bola karena mudah dilakukan oleh orang awam sekalipun. Biasanya, distributor jersey akan menjual jersey polos dan nama atau nomor pemain secara terpisah. Sistem ini juga memungkinkan pembeli untuk membuat nomer dan nama custom.

Jika dikerjakan dengan benar, teknik ini akan menghasilkan sablon yang awet. Namun, sablon jenis ini cukup menyulitkan kita dalam menyetrika.

Sablon Dye-Sublimation

Teknik sablon ini juga menggunakan transfer paper. Bedanya dengan teknik sablon polyflex adalah transfer paper yang digunakan dalam teknik sablon ini sebelumnya dicetak dengan printer khusus.
Setelah tercetak, transfer paper tersebut ditempelkan pada kain yang akan disablon dan dipanasi dengan mesin heat press sama seperti sablon polyflex. Tinta yang sebelumnya tertempel pada transfer paper akan diserap oleh kain.

Keawetan sablon dengan teknik ini lebih rendah bila dibandingkan dengan teknik lain. Kita harus memperhatikan cara pencucian jika ingin apparel yang didekor dengan teknik ini bertahan lama.

Sablon Direct-To-Garment

Teknik ini biasa disingkat dengan nama DTG. Seperti namanya, teknik sablon ini memungkinkan kita untuk langsung mencetak di atas kain. Prinsip teknik sablon ini hampir sama jika kita ingin mencetak di atas kertas dengan menggunakan printer inkjet.

Warna sablon yang dihasilkan dengan teknik ini sangat detil, hampir menyerupai dengan warna pada desain kita. Teknik ini juga memungkinkan kita untuk mencetak foto beresolusi tinggi di atas kain. Teknik sablon ini sering digunakan oleh orang yang tidak ingin apparel yang dipakai memiliki desain yang sama dengan orang lain.

Yang menjadi kelemahan teknik ini adalah harga produksinya yang mahal untuk setiap potong apparel. Dan jika kita butuh kuantitas yang sangat banyak, produksi apparel dengan menggunakan teknik ini bahkan membutuhkan waktu yang lebih lama dari sablon manual sekalipun.

JENIS-JENIS TINTA SABLON

 

Jenis Tinta Sablon Manual yang Umum Digunakan

Kebanyakan tinta sablon manual yang populer di pasaran terbagi ke dalam 5 jenis, yaitu;

1. Tinta Rubber

Sesuai namanya, tinta ini memang memiliki bahan dasar karet (Eng: rubber). Maka ketika kamu memegang hasil sablon rubber, tekturnya akan terasa begitu elastis dan padat.

Bila diterapkan pada sebuah kaos, tinta ini cocok untuk dipakai pada semua jenis dan warna t-shirt. Tinta Rubber pun cocok bila dipakai sebagai tinta underbase untuk kaos berwarna gelap, sebelum ditimpa lagi dengan tinta berwarna.

Perihal ketahanan, tinta rubber terbilang awet dan tahan lama kendati dicuci berkali-kali dengan sedemikian rupa.

2. Tinta Superwhite

Hasil cetakan dari tinta superwhite ini terbilang unik. Prosesnya yang cepat menyerap pada kain, menghasilkan kualitas warna putih yang transparan di kaos gelap.

Sementara untuk tinta warnanya pun demikian. Malah cenderung terlihat lebih pudar bila diaplikasikan pada kaos terang.

Kendati begitu, warnanya itu ternyata sangat cocok lho bila diaplikasikan pada gambar desain bertema classic atau vintage.

3. Tinta Plastisol

Berikutnya, ada tinta sablon manual bernama plastisol. Bahan dasar tinta tersebut adalah PVC atau dalam keseharian kita mengenali nya dengan nama minyak.

Berkat bahan tersebut, proses pengeringan pada hasil cetakan tinta sablon plastisol cukup memakan waktu yang lama (susah kering di bawah suhu 160 Celcius). Akan tetapi kalau sudah berhasil, tinta plastisol akan mengakar kuat pada kain (re:awet).

Terlepas dari uniknya itu, ada pula kelebihan yang menonjol bila dibandingkan dengan tinta sablon manual lainnya, yakni; kemampuannya dalam hal mencetak desain berukuran kecil secara presisi.

Alhasil, kualitas dari sablon plastisol yang bagus itu pun berbanding lurus dengan harga jual tintanya yang cukup tinggi di pasaran.

4. Tinta Discharge

 

Tinta Discharge adalah tinta kombinasi antara Superwhite dan bahan khusus. Kedua zat kimiawi tersebut pun menghasilkan sebuah cetakan sablon yang soft and natural.

Penggunaan tinta jenis ini sangat terbatas, misalnya; hanya berfungsi maksimal pada kaos hitam dan dongker.

Kemudian bahan kain yang dapat menyerap tintanya hanya yang murni katun, bukan polyester atau sintetis.

5. Tinta Glow in the dark

Guna menghasilkan sebuah tinta sablon yang menyala dalam gelap, diperlukan trik khusus dalam hal mengombinasikan bahan-bahannya.

Tinta sablon glow in the dark biasanya dicampur dengan bahan fosfor yang dikenal dapat menyerap cahaya dan memantulkan nya kembali ketika gelap.

Selain fosfor, bisa juga ditambah lagi dengan tinta rubber, dan plastisol sebagai underbase agar hasilnya lebih maksimal.


Jenis-Jenis Tinta untuk Sablon DTG

Untuk jenis tinta pada Sablon DTG, Ciptaloka akan membahas 3 yang terbaik dan sering Kami gunakan pada setiap pesananan kaos satuan atau banyakan. Diantaranya:

1. Tinta Neo-Pigment Kornit

Tinta Neo-pigment Kornit merupakan salah satu jenis tinta yang terkenal karena kualitasnya yang maksimal. Benda tersebut dikembangkan oleh orang-orang ahli dan paham betul tentang zat kimia.

Bahan dasar pembuatan tinta ini adalah 100% Water Based. Neo-Pigment Kornit pun sangat ramah terhadap lingkungan, bebas racun, aman untuk bayi, dan adaptif terhadap kulit manusia.

 

IMG_0351 (FILEminimizer)
Hasil cetakan Kornit Neo-Pigment di Ciptaloka.com

Melalui kelebihan itu, bisa dikatakan tinta kornit sudah sesuai dengan standarisasi lingkungan, kesehatan, serta memenuhi pula standarisasi untuk penghematan biaya produksi.

Selain itu, beberapa kelebihan lain dari produk tinta improt ini adalah intensitas pigmen nya yang tinggi, sangat tidak mudah luntur.

Lewat kombinasi pewarnaan yang unik, seperti; CMYK + Green + Red + Grey, tinta kornit mampu mencetak sablon desain kaos satuan maksimal baik di kaos terang maupun gelap.

2. Tinta Artistri Duppont

Kalau nama tinta ini sudah banyak dikenal oleh para pelaku bisnis DTG.

Merek tinta Artsitri dari Duppont adalah tinta legendaris yang menemani perjalanan mesin DTG dari awal kemunculan sampai sekarang.

Duppont sendiri merupakan tinta yang diproduksi di Amerika Serikat. Beberapa orang masih menganggapnya sebagai jawara di dunia sablon direct to garment karena kualitas tinta putihnya nan solid dan tebal.

Tinta Artistri Duppont yang berbasis air ini pun sangat awet meresap pada kain. Soal pencetakan, sudah terbukti bahwa warna yang dihasilkan sangat cemerlang dan tahan luntur.

Bila ditambah dengan proses pre-treatment yang bagus, konon tinta ini akan menghasilkan kekuatannya yang maksimal.

Umumnya Tinta Duppont banyak digunakan untuk sablon kaos berwarna gelap. Sebab yang terkenal dari mereka adalah kualitas dari tinta putihnya.

3. Tinta Image Armor

Terakhir, ada merek tinta lain asal Amerika bernama Image Armor. Tinta ini sering Ciptaloka gunakan sebagai alat pendukung dalam mencetak desain pada sebuah kaos.

Kelebihan utama dari Tinta Image Armor adalah kecepatannya ketika mencetak tinta putih.

Jika umumnya merek tinta lain membutuhkan waktu sekitar 120-180 detik dalam mencetak, maka Image Armor hanya perlu waktu sekitar 35 detik saja. Sungguh jauh bukan perbedaan waktunya?

Tinta ini juga mampu memberikan cetakan sablon kaos satuan warna putih yang maksimal, baik pada kaos terang maupun kaos gelap.

Selain itu, Tinta Image Armor sengaja diformulasikan untuk lebih kooperatif dengan setiap jenis mesin DTG. Walhasil cetakan sablon pada kaos jadi sangat awet dan tahan terhadap pencucian berkali-kali.

Sablon Manual VS Sablon Digital

 Sablon Manual VS Sablon Digital – Apa bedanya? 

Dalam artikel kali ini, redaksi akan menjelaskan apa perbedaan antara sablon manual dan digital. Dimulai dengan definisi kelebihan dan kekurangan masing-masing teknik sablon. Penting dibaca bagi pemula yang berniat buka usaha sablon atau pengusaha sablon manual yang berniat mengembangkan usaha sablon digital dan berinvestasi dengan pembelian mesin sablon digital.

Penggunaan teknik sablon kaos yang tepat tentu sangat diharapkan. Terutama bagi kalian yang terlibat dalam industri fashion pada umumnya, atau yang menyediakan kebutuhan baju sablon.

Dalam bisnis kaos, rata-rata yang paling dicari adalah kaos yang sudah memiliki desain yang sudah disablon. Dibandingkan dengan kaos polos, meskipun tidak banyak permintaan juga.

Desain sablon kaos dapat menunjukkan karakter pengguna dan membuat seseorang terlihat lebih unik dan kreatif. Dan tentu saja, akan terlihat menarik.

Ketika berbicara tentang teknik sablon, ada 2 jenis teknik utama yang bisa kita jadikan pembeda mendasar dalam industri pembuatan sablon kaos dan pakaian. Yaitu teknik sablon manual vs sablon digital.

JENIS-JENIS BAHAN UNTUK JAKET, JUMPER (HOODIE), SWEATER

  S ebelum membahas jenis bahan untuk jaket, hoodie, atau sweater sebaiknya kita perlu  mengenal jenis bahan kaos   lebih dahulu. Sebab, bah...